SINTESIS ASETANILIDA
I.
TUJUAN
-
Mengetahui prinsip
kerja dalam sintesis asetanilida
-
Mampu membuat
asetanilida dari reaksi aniline dengan asetat anhidra
-
Mengetahui sifat fisis
dari bahan-bahan yang berperan dalam pembuatan asetanilida
-
Dapat memurnikan asetanilida hasil reaksi dengan teknik
rekristalisasi
II.
TEORI
DASAR
Asetanilida
Asetanilida
merupakan senyawa turunan asetil amina aromatisyang digolongkan sebagai amida
primer, dimana satu atom hidrogen pada anilin digantokan dengan satu gugus
asetil. Asetinilida berbentuk butiran berwarna putih tidak larut dalam minyak
parafin dan larut dalam air dengan bantuan kloral anhidrat.
Asetanilida
atau sering disebut phenilasetamida mempunyai rumus molekul C6H5NHCOCH3
dan berat molekul 135,16. Asetanilida pertama kali ditemukan oleh Friedel
Kraft pada tahun 1872 dengan cara mereaksikan asethopenon dengan NH2OH
sehingga terbentuk asetophenon oxime yang kemudian dengan bantuan katalis dapat
diubah menjadi asetanilida. Pada tahun 1899 Beckmand menemukan asetanilida dari
reaksi antara benzilsianida dan H2O dengan katalis HCl. Pada tahun
1905 Weaker menemukan asetanilida dari anilin dan asam asetat.
Macam–Macam
Proses Pembuatan Asetanilida, ada beberapa proses pembuatan asetanilida, yaitu
:
1. Pembuatan asetanilida dari asam
asetat anhidrid dan anilin
Larutan
benzene dalam satu bagian anilin dan 1,4 bagian asam asetat anhidrad direfluk
dalam sebuah kolom yang dilengkapi dengan jaket sampai tidak ada anilin yang
tersisa.
2
C6H5NH2 + ( CH2CO
)2O 2C6H5NHCOCH3 + H2O
Campuran
reaksi disaring, kemudian kristal dipisahkan dari air panasnya dngan
pendinginan, sdan filtratnya direcycle kembali. Pemakaian asam asetatanhidrad
dapat diganti dengan asetil klorida.
2. Pembuatan asetanilida dari asam
asetat dan anilin
Metode
ini merupakan metode awal yang masih digunakan karena lebih ekonomis. Anilin
dan asam asetat berlebih 100 % direaksikan dalam sebuah tangki yang dilengkapi
dengan pengaduk.
C6H5NH2
+ CH3COOH C6H5NHCOCH3 + H2O
Reaksi
berlangsung selama 6 jam pada suhu 150oC – 160oC. Produk
dalam keadaan panas dikristalisasi dengan menggunakan kristalizer.
3. Pembuatan asetanilida dari ketene
dan anilin
Ketene
( gas ) dicampur kedalam anilin di bawah kondisi yang diperkenankan akan
menghasilkan asetanilida.
C6H5NH2
+ H2C=C=O C6H5NHCOCH3
4. Pembuatan asetanilida dari asam
thioasetat dan anilin
Asam
thioasetat direaksikan dengan anilin dalam keadaan dingin akan menghasilkan
asetanilida dengan membebaskan H2S.
C6H5NH2
+ CH3COSH C6H5NHCOCH3 + H2S
Anhidrida
asam lebih reaktif daripada asam karboksilat dan dapat digunakan untuk
mensintesis keton, ester atau amida. Anhidrida asam bereaksi dengan nukleofil
yang sama seperti yang bereaksi dengan klorida asam; namun laju reaksinya lebih
rendah. (sebagai gugus pergi suatu ion karboksilat tidaklah sebagai ion halide)
perhatikan bahwa produk lain dalam reaksi-reaksi ini adalah asam karboksilat
atau, bila campuran reaksi bersifat basa, anionnya.
Reaksi
dengan alcohol dan fenol. Reaksi berkatalis asam dari suatu anhidrida dengan
alcohol atau fenol akan menghasilkan ester. Reaksi ini terutama berguna dengan
anhidrida asam asetat yang tersedia secara komersial, yang menghasilkan asetat.
Ester-ester
fenil dapat dibuat dengan menggunakan kondisi asam atau kondisi basa. Pada kondisi
basa, mula-mula dibuat garam natrium dari fenol dan kemudian diolah dengan
anhidridanya.
Amonia,
amina primer, dan amina sekunder bereaksi dengan anhidrida menghasilkan amida.
Sekali lagi anhidrida asam asetat merupakan anhidrida paling popular yang
digunakan dalam reaksi ini. Ammonia dan anhidrida asam asetat menghasilkan
asetamida, sedangkan amina dan anhidrida asam asetat menghasilkan asetamida
tersubtitusi. Satu mol amina dihabiskan dalam netralisasi asam asetat yang
terbentuk dalam reaksi itu.
Penggunaan Derivat Asam Karboksilat dalam Sintesis
Asam
karboksilat dan derivate (turunan-turunannya) semua bersifat dapat diubah satu
menjadi yang lain (interconvertible) secara sintetik. Namun dari antara
derivate asam karboksilat ini, halida asam dan anhidrida agaknya yang paling
serbaguna, karena keduanya lebih reakstif daripada senyawa karbonil yang lain.
Keduanya dapat digunakan untuk mensintesis ester yang terintangi (secara
sterik) dan ester fenil, yang tidak dapat dibuat dengan rendemen yang baik
dengan pemanansan RCOOH dan R’OH dengan katalis asam, karena kesetimbangan
tidak menguntungkan. Kedua derivate ini juga merupakan reagensia yang paling
berguna untuk membuat amida tersubtitusi-N.
III.
PROSEDUR
KERJA
A.
ALAT
-
Erlenmeyer
asah : sebagai tempat zat
-
Erlenmeyer
biasa : sebagai tempat zat/ wadah
penyaringan
-
Penangas
: sebagai penangas agar
panas terkontrol
-
Kompor
gas :
sebagai sumber panans/ api
-
Gelas
piala : untuk mengambil zat
-
Gelas
ukur : untuk mengukur zat
-
Corong : untuk memudahkan saat
pemindahan zat
-
Standar : sebagai penyandar
alat-alat ketika refluk
-
Klem : sebagai penjepit
alat-alat ketika refluk
-
Kertas
saring : untuk menyaring zat
-
Cawan
petri : untuk mengeringkan
zat yang terbentuk
B.
BAHAN
-
Anilin
: sebagai zat inti dalam praktikum
-
Asam
asetat glasial : sebagai zat
inti dalam praktikum
-
Asam
asetat anhidrat :
sebagai zat inti dalam praktikum
-
Batu
es : sebagai
bahan pembantu
-
Air : untuk mencuci alat
C.
CARA
KERJA
-
Persiapkan
alat dan bahan yang akan digunakan
-
Dimasukkan
14 ml anilin, 15 asam asetat glasial dan 15 ml asam asetat anhidrat
-
Sampel
dipanaskan dalam penangas berisi air dengan pendingin lurus telah terpasang
(digoyang-goyang selama 30-40 menit)
-
Sampel
dimasukkan kedalam gelas piala yang berisi batu es atau disaring dengan kertas
saring diatas corong
-
Residu
yang tertinggal pada kertas saring yang dimasukkan kedalam gelas piala yang
berisi air es
-
Sampel
disaring kembali melalui corong, dimasukkan kedalam gelas piala yang berisi
batu es
-
Prosedur
ke-5 dan 6 diulangi kembali hingga kristal yang dihasilkan berwarna putih
-
Asetat
yang terbentuk pad akertas saring dibiarkan kering yang kemudian ditimbang
-
Semua
alat yang digunakan dicuci dan dikeringkan kembali
D.
SKEMA
KERJA
IV.
HASIL
DAN DISKUSI
Hasil
pengamatan
1.
Anilin : larutan
merah
2.
Asam
asetat glasial : larutan
bening
3.
Asam
asetat anhidrat : larutan
bening
4.
Asetanilida : kristal bening
Reaksi
Perhitungan
a. Anilin
Mr anilin = 93,13 g/mol
BJ = 1,02
m = 1,02 x 14
= 14,28 gram
|
n = g/Mr
= 14,28 g/ 93.13 g/mol
= 0,15 mol
|
b. Asam
asetat (CH3COOH)
Mr = 60,05 g/mol
BJ = 1,05
m = 1,05 x 15
= 15,75 gram
|
n = g/Mr
= 15,75 g/ 60,05 g/mol
= 0,26 mol
|
c. Asam
asetat anhidrat
Mr = 102,09 g/mol
BJ = 1,08
m = 1,08 x 15
= 16,2 gram
|
n = g/Mr
= 16,2 g/ 102,09 g/mol
= 0,15 mol
|
d.
Asetanilida
Mr =
149 g/mol
n =
0,15 mol
berat kertas saring = 0.8748 g
berat kertas saring + asetanilida = 2 g
berat asetanilida = 2 – 0.8748
=
1,1252 gram
gram asetanilida = n x Mr
=
0,15 mol x 149 g/mol
=
22,35 g
e.
Rendemen
= m praktikum x 100%
m teori
= 1,1252 g x 100%
22,35 g
= 5,0344 %
Pembahasan
Rendemenhasil
dari praktikum yang telah dilakukan dipengaruhi oleh pemurnian yang dilakukan
saat proses rekristalisasi yang dilakukan. Pada saat rekristalisasi tidak semua
kristal larut dengan sempurna sehingga pada saat penyaringan panas terdapat
kristal asetanilida yang ikut tersaring sehingga menyebabkan berkurangnya harga
rendemen. Jadi untuk memperkecil kesalahan dalam perhitungan rendemen pada saat
rekristalisasi pelarut pada air diusahakan kristal asetanilida yang berukuran
besar diubah menjadi kristal dengan ukuran yang lebih kecil agar dapat larut
dengan baik dan dapat terpisah dari pengotor.
V.
KESIMPULAN
Dari
praktikum yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa :
-
Asetanilida
dapat disintesis dari anilin dan asama asetat anhidrat dengan katalis asam
asetat glasial
-
Rendemen
yang didapatkan adalah sebesar 5,0344 %
-
Titik
kritis dalam sintesis asetanilida adalah pemurnian atau proses rekristalisasi
DAFTAR PUSTAKA
ü
Napis,
Armin dan Armin, Ikhlas. 2005. Penuntun Praktikum Kimia Organik II. Padang :
ATIP
ü
Pessenden,
Pessenden. 1990. Kimia Organik. Jakarta : Erlangga
ü
Brady,
James E. Dkk. Kimia Universitas Asas & Struktur Jilid Satu. Jakarta :
Binarupa Aksara
Lucky 5 Casino - MapyRO
BalasHapusLucky 5 Casino. 김포 출장샵 MapyRO. Description. 의정부 출장안마 The casino has 안성 출장마사지 the same layout as the 태백 출장마사지 original Lucky 5 slot. The area's layout is 정읍 출장샵 a bit of a blur. You'll notice